Pengertian
Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari
kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya.
Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan. Tingkat pengangguran dapat
dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran
yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan
per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran
terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Jenis dan Macam Pengangguran
I. Berdasarkan
Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran
dikelompokkan menjadi 3 macam:
·
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan
tertentu.
·
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan
pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja
yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
·
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah
tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis
ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
II. Berdasarkan
penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya,
pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
·
Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran karena pekerja
menunggu pekerjaan yang lebih baik.
·
Pengangguran Struktural (Structural unemployment)
Pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja.
·
Pengangguran Teknologi (Technology unemployment)
Pengangguran yang disebabkan perkembangan/pergantian
teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa
menggunakan teknologi yang diterapkan.
·
Pengangguran Siknikal
Pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi yang
menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh
penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya
beli produk oleh masyarakat menurun.
·
Pengangguran Musiman
Pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi karena
pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian , perikanan. Contoh lainnya,
para petani.
·
Setengah Menganggur
Pengangguran dimana pekerja yang hanya bekerja dibawah jam
normal (sekitar 7-8 jam per hari)
·
Pengangguran Keahlian/Pengangguran
Tidak Kentara
Pengangguran Keahlian adalah disebabkan karena tidak adanya
lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran tidak kentara
adalah punya aktifitas berdasarkan keahliannya tetapi tidak menerima uang.
Contoh untuk point ini adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka
adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru
harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau
membayar biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh
lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji
dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai
Pengangguran Terselubung.
·
Pengangguran Total
Pengangguran Total adalah benar-benar tidak mendapat
pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk
menciptakan lapangan kerja.
·
Pengangguran Unik
Pengangguran jenis ini adalah pekerja yang menerima gaji
secara rutin tanpa pemotongan, tetapi ditempat kerjanya hanya sering diisi
dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus
dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga.
Perkecualian, semisal pegawai atau petugas Pemadam Kebakaran atau
Penanggulangan Bencana Alam. Pegawai atau petugas semisal ini tenaganya harus
disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau
harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.
Penyebab
Terjadinya Pengangguran
Ada tiga
faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di
Indonesia, Ketiga faktor tersebut adalah:
1.
ketidaksesuaian antara hasil yang
dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja.
2.
Ketidak seimbangan demand
(permintaan) dan supply (penawaran)
3.
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dihasilkan masih rendah
Umumnya
perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap
pakai,artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam
kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang
banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan,
Penyebab
lain adalah kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang
belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan.
SDM yang tidak memadai ini bisa
disebabkan kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan
yang masih rendah sehingga yang dihasilkan pun tidak mencapai ‘buah’ yang
maksimal.
Tingkat
pengangguran yang tinggi dapat membawa berbagai dampak pada proses pembangunan
ekonomi. Agar tidak terus berlanjut, pemerintah harus mengatasi masalah
pengangguran, karena masalah pengangguran adalah masalah yang sangat vital dan
sensitif bagi kestabilan ekonomi dan keamanan suatu negara. Pengangguran dapat
membawa dampak yang sangat berbahaya jika tidak segera diatasi/ditangani. Pengangguran berdampak dalam bidang ekonomi,
sosial, maupun secara individual pada pelaku penganggur itu sendiri. Diantara
dampak pengangguran tersebut antara lain:
1.
Penurunan permintaan agregat.
2.
Penurunan penawaran agregat.
3.
Penurunan tingkat upah.
4.
Penurunan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
5.
Penurunan tingkat investasi.
6.
Penurunan penerimaan pajak.
7.
Munculnya sektor informal.
8.
Menimbulkan masalah sosial.
9.
Penurunan potensi dan produktivitas
individu.
Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian di
Indonesia
Dampak dari
meningkatnya pengangguran di Indonesia yaitu:
·
Pengangguran bisa
menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang
dicapainya karena pengangguran ini bisa menyebabkan pendapatan nasional riil
(nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan
potensial.
·
Pengangguran bisa
menyebabkan pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang.
·
Pengangguran tidak
menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Cara
untuk Mengatasi Pengangguran
Adanya bermacam-macam pengangguran
membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran
yang terjadi, yaitu sebagai berikut.
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
·
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
·
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan
sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
·
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
·
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang
mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara
umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
·
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan
industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
·
Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru.
·
Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home
industry.
·
Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga
kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
·
Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan
jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa
menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru
dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi
dengan cara sebagai berikut:
·
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di
sektor lain, dan
·
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Untuk mengatasi pengangguran jenis
ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
·
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa,
dan
·
Meningkatkan daya beli masyarakat.
Perkembangan perekonomian tidak selalu diikuti dengan
penurunan jumlah pengangguran. Hal ini terbukti dari jumlah pengangguran di
Indonesia cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. Inilah yang mendorong
Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari jalan untuk mengurangi jumlah
pengangguran, salah satunya dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Hasilnya,
jumlah pengangguran yang selama ini mengalami peningkatan, beberapa tahun
belakang sudah ada penurunan. Menurut data Badan Pusat Statistik, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen,
mengalami penurunan dibandingkan TPT Februari 2012 sebesar 6,56 persen.
Sebelumnya, BPS mencatat, Jumlah penganggur, pada
Februari 2010 mengalami penurunan sekitar 370 ribu orang jika dibandingkan
dengan keadaan Agustus 2009 lalu, atau turun sekitar 670 ribu orang jika
dibandingkan Februari tahun 2010. Turunnya angka pengangguran, serta
meningkatnya jumlah tenaga kerja tersebut telah meningkatkan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 0,23 persen selama periode satu
tahun. Jumlah angkatan tenaga kerja pada semester pertama tahun 2011, menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan peningkatan yang cenderung baik.
Peningkatan jumlah kelompok penduduk yang bekerja
tersebut mampu menekan jumlah pengangguran hingga turun 7,87 persen. Pemerintah
Indonesia dapat memprediksi dan mencapai tingkat pengangguran melalui
pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi yang
akan dicapai pada satu tahun tertentu sebesar satu persen, maka dapat
diprediksi akan berpengaruh pada menurunnya tingkat pengangguran sebesar
0,064703 persen. Jika pemerintah menargetkan menurunkan tingkat pengangguran
sebesar 1 persen, maka pemerintah harus mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar
15,5 persen.
Langkah awal untuk mengurangi pengangguran adalah
pemerintah perlu meningkatkan perhatian terhadap pendidikan masyarakat. Tingkat
pendidikan pengangguran yang didominasi tamatan SMU ke bawah mengindikasikan
sulitnya penyerapan angkatan kerja. Tindakan yang dapat dilakukan misalnya
perbaikan layanan pendidikan, khususnya pendidikan formal, dan menurangi angka
siswa putus sekolah. Selain itu juga, penciptaan lapangan pekerjaan sebagai
salah satu prioritas dalam membangun perekonomian adalah tepat dan pemerintah
harus konsisten dalam pelaksanaannya atau pencapaian prioritas tersebut.
Salah satu langkah adalah dengan pengelolaan kekayaan
daerah yang pastinya harus melibatkan masyarakat setempat. Selama ini banyak
masyarakat di suatu daerah yang kaya akan kekayaan daerahnya namun
masyarakatnya lebih memilih bekerja di luar negeri, hal itu terjadi karena
kurangnya kerpercayaan dan tidak menjanjikan dari segi penghasilan. Oleh karena
itu, berilah kepercayaan dan pengetahuan kepada masyarakat bahwa mereka tidak
hanya bekerja sebagai buruh atau seseorang dengan gaji yang tidak menjanjikan.
Selama ini para petinggi dari yang mengelola kekayaan
negara sudah ditempati para ekspatriat, alhasil pekerja pribumi pun tidak ada
kesempatan untuk menapak karir yang lebih tinggi yang pastinya akan berpengaruh
pada penghasilan mereka. Jika masyarakat sudah diberikan pengetahuan dalam
bidang yang kekayaan daerahnya yang akan diolah, maka tidak hanya pengangguran
akan berkurang juga mereka pun tidak akan susah-susah menjadi tenaga kerja di
luar negeri, dan yang pasti mereka dapat berkarir dan berkarya di daerahnya
dengan gaji yang menjanjikan.
Mengurangi jumlah pengangguran dan berdampak pada
perekonomian, tidak hanya itu, cara lain adalah dengan kewirausahaan yang
memiliki peranan penting dalam segala dimensi kehidupan. Sumbangan
kewirausahaan terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tidaklah disangsikan
lagi. Suatu negara agar dapat berkembang dan dapat membangun secara ideal,
harus memiliki wirausahawan sebesar 2% dari jumlah penduduk. Kehadiran dan
peranan wirausaha akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan
perbaikan pada keadaan ekonomi. Karena wirausaha dapat menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pemerataan
pendapatan, memanfaatkan dan memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan
produktivitas nasional,sektor informal merupakan alternatif yang dapat membantu
menyerap pengangguran.
Wirausaha dapat menjadi alternatif dalam usaha
pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pemerintah diharapkan dapat mendukung
kemajuan kewirausahaan dengan cara memberikan bantuan modal sehingga
wirausahawan dapat mendirikan usaha tanpa halangan mengenai biaya modal.
Pencari lapangan kerja yang semula hanya berminat pada sektor formal juga
diharapkan merubah pandangannya dan beralih pada sektor informal yaitu
wirausaha.
Jenis Dan Macam-Macam Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau
tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1) Pengangguran
Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2) Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
A. Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. Macam-macam pengangguran berdasarkan
penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran
konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran
struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
– Akibat permintaan berkurang
– Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
– Akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran
friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat
adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini
sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran
musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya
pergantian musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
f. Pengangguran
siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).