BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan
dengan perkembangan yang berlangsung di Indonesia saat ini dari tahun ke tahun
proses pemenuhan akan kebutuhan hidup terutama yang menyangkut mengenai
kebutuhan hidup terutama yang menyangkut mengenai kebutuhan primer serta
sekunder, meningkat terus menerus. Hal ini menyebabkan manusia yang berperan
sebagai konsumen menginginkan proses pembelian barang-barang kebutuhan
sehari-hari agar tercipta dengan mudah, dimana pada saat ini kita semua
mengenalnya sebagai sebuah tempet belanja yang mudah dan langsung. Hal ini
mendorong pengusaha-pengusaha untuk menanamkan modalnya dibidang usaha retail
serta memperluasnya.
Minimarket
adalah perusahaan retail yang bergerak dibidang penjualan produk-produk yang
digunakan oleh para konsumen dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya kebutuhan
primer dan sekunder yang harus dipenuhi oleh para konsumen menyebabkan konsumen
tersebut menginginkan proses pembelian barang yang secara mudah dan langsung.
Harga, lokasi, dan hadiah yang ditawarkan oleh produk termasuk faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi minat para konsumen.
1.2. Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian usaha?
·
Bagaimana tahapan-tahapan dalam memulai
Bisnis Minimarket Mandiri?
·
Bagaimana cara mengembangkan dan
mengelola Bisnis Minimarket Mandiri?
·
Apa saja peraturan tentang Bisnis
Minimarket Mandiri?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Usaha
Usaha merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil berupa keuntungan, upah,
atau laba usaha. Badan usaha merupakan kesatuan hukum yang bertujuan mencari
keuntungan dalam usaha dapat berbentuk perseroan terbatas, firma, maupun
persekutuan komanditer. Ciri-ciri badan usaha antara lain dalam menjalankan
usahanya bertujuan untuk mencari keuntungan, mencukupi kebutuhan konsumen,
menggunakan modal dan tenaga kerja, dan di pimpin oleh seseorang yang mempunyai
kemampuan manajerial (mengorganisasi, merencanakan, mengarahkan , dan
mengendalikan usaha).
Usaha terdiri dari:
1.
Usaha Mikro adalah
usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria asset: Maks. 50 Juta, kriteria Omzet: Maks. 300 juta rupiah.
2.
Usaha Kecil adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kriteria
asset: 50 juta - 500 juta, kriteria Omzet: 300 juta - 2,5 Miliar rupiah.
3.
Usaha Menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Kriteria asset: 500 juta - 10 Miliar, kriteria Omzet: >2,5 Miliar - 50
Miliar rupiah.
2.2. Tahapan-tahapan dalam memulai
Bisnis Minimarket Mandiri
Berikut ini tahapan-tahapan yang harus
dilakukan untuk memulai bisnis Minimarket mandiri, yaitu:
Tahapan Pertama: Mengenal Segmen
Pasar
Sebelum mendirikan usaha minimarket
mandiri sangat penting dilakukan survei untuk mengenal segmen pasar. Ada
baiknya anda melakukan riset sederhana mengenai demografi penduduk sekitar
calon lokasi yang akan anda pilih untuk memulai bisnis ini. Anda bisa
menggunakan data sekunder misalnya dengan mengunjungi website resmi pemerintah
daerah setempat dan kemudian juga tidak ada salahnya anda langsung survei
lokasi. Diharapkan dari hasil riset sederhana yang anda lakukan ini, akan
diperoleh data-data mengenai kelompok usia penduduk yang ada di sekitar lokasi,
tingkat pendidikan mereka, yang kemudian akan bisa digunakan untuk
memperkirakan tingkat penghasilan dan kebutuhan penduduk di sekitar calon
lokasi.Riset sederhana yang lainnya yang tidak kalah penting untuk dilakukan
adalah memahami kompetitor yang ada di sekitar calon lokasi. Coba lakukan
pendataan berapa banyak warung dan atau toko yang masih dikelola secara
tradisional yang ada disana, dan juga berapa banyak minimarket modern yang ada
disitu. Seberapa padat penyebaran warung, toko, atau minimarket-minimarket
tadi. Kemudian tidak ada salahnya untuk mengunjungi satu per satu, misal dengan
berbelanja, untuk sekedar melakukan survei barang-barang apa saja yang
disediakan, seberapa lengkap, berapa harganya dan bagaimana pelayanan mereka
kepada konsumen.
Data-data ini penting, karena akan
membantu kita untuk menyiapkan blue plan atau rencana apa yang akan kita
lakukan dengan minimarket kita nantinya; barang-barang apa saja yang nanti akan
disediakan, bagaimana pelayanan yang akan diberikan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen, kelengkapan dan ketersediaan barang, kemudahan pelanggan mendapatkan
barang yang dicari, antisipasi tingkat persaingan dengan kompetitor sejenis,
program-program promosi yang akan kita tawarkan. Apakah konsep minimarket yang
akan didirikan hanya menyediakan minuman dan makanan siap saji, ataukah sebagai
minimarket yang juga menyediakan bahan mentah sembako dan barang-barang yang
terkait lainnya, berapa waktu atau jam operasi minimarket tersebut, 24 jam
sehari, 10 jam sehari, apakah minimarket melayani sistem delivery, dan lain
sebagainya.
Tahapan Kedua : Memilih Lokasi
Penentuan lokasi minimarket ini
sangat penting karena akan menentukan kelangsungan bisnis minimarket yang kita
rintis. Penentuan lokasi selain berdasarkan data segmen pasar yang sudah kita
miliki sebelumnya juga sangat bergantung dengan dana atau modal yang kita
siapkan untuk memulai bisnis ini dan tentu saja kemudahan perijinan dari
pemerintah daerah setempat dimana kita akan mendirikan minimarket mandiri
ini.Tentunya kita harus mempertimbangkan dengan cermat dimana kira-kira lokasi
yang cocok sesuai dengan semua pertimbangan-pertimbangan di atas. Yang perlu
diingat disini adalah kita akan memulai bisnis minimarket mandiri. Artinya kita
pun harus realistis dalam melihat situasi. Akanlah tidak bijaksana dilihat dari
sisi bisnis, apabila kita memaksakan untuk mendirikan minimarket mandiri yang
berlokasi di pinggir jalan, sedangkan dari analisa segmen pasar kita sudah tahu
bahwa di sana sudah berdiri beberapa minimarket franchise. Kalau head to head
berkompetisi dengan mereka, tentu saja minimarket mandiri yang akan kita
dirikan tidak akan mampu bersaing. Mereka mempunyai dukungan modal yang lebih
kuat dan pasokan barang-barang yang lebih teratur. Di samping itu biasanya
antar mereka pun sudah saling berkompetisi. Dalam jarak sekian ratus meter
mereka sudah saling berhadap-hadapan. Market share atau pelanggan yang
direbutkan pun sudah sangat sedikit. Semakin banyak minimarket, distribusi
pembeli akan semakin merata, artinya kemungkinan masing-masing minimarket untuk
didatangi pembeli akan semakin mengecil.
Akan lebih baik lokasi yang dipilih
sebisa mungkin menjauhi lokasi-lokasi yang sudah ada minimarket franchise.
Cobalah melihat lokasi agak lebih ke dalam, tidak di pinggir jalan, misalnya di
tengah-tengah pemukiman penduduk atau kompleks perumahan. Saya mengistilahkan
konsep minimarket jemput bola. Kita menjemput konsumen dengan cara mendirikan
minimarket yang lokasinya mendekati tempat tinggal mereka. Persaingan dengan
toko atau warung yang sudah ada tidaklah akan seketat dan sesusah apabila
minimarket mandiri kita harus berhadap-hadapan dan bersaing dengan minimarket
franchise. Memilih lokasi di dekat atau di tengah kompleks perumahan menurut
saya lebih ideal dan strategis, karena konsumennya sudah jelas, tingkat
kebutuhan mereka lebih mudah untuk dipetakan, gaya hidup mereka lebih gampang
untuk diamati, tingkat kebutuhan berbelanja mereka pun sudah bisa dipastikan
akan berjalan secara konsisten dan menerus. Namun tentu saja, memilih lokasi di
dekat atau di tengah komplek perumahan adalah tidak mudah apalagi sekarang pun
banyak minimarket franchise yang merambah di dekat kompleks perumahan juga.
Tetapi masih banyak juga kompleks-kompleks perumahan yang belum berdiri
minimarket franchise di dekatnya.
Semua lokasi bisa kita tentukan,
namun tidak akan berjalan apabila kita tidak bisa mendapatkan ijin usaha dari
pemerintah daerah setempat. Dari hasil analisa data-data pada tahapan pertama,
tentunya kita sudah tahu prosedur resmi bagaimana mengurus perijinan untuk
mendirikan usaha minimarket mandiri ini, lokasi-lokasi mana saja yang bisa
didirikan, bagaimana syarat-syaratnya dan lain sebagainya. Ada beberapa
daerah/kota yang tidak mengijinkan minimarket franchise untuk masuk ke dalam
wilayahnya. Ada baiknya kita mencari tahu kota-kota atau daerah mana saja yang
mempunyai aturan seperti ini, karena dengan demikian ada kesempatan kita untuk
masuk dan mencoba mendirikan minimarket mandiri di daerah-daerah tersebut.
Banyak cara untuk mencari dan mendapatkan lokasi yang bagus untuk memulai usaha
minimarket mandiri. Sebelum menentukan dan mencari lokasi, saya lebih cenderung
untuk melihat data-data statistik hasil analisa dari data-data yang dikumpulkan
dalam tahapan-tahapan sebelumnya. Pemilihan lokasi yang tepat dan strategis
akan sangat menetukan kelangsungan usaha minimarket mandiri ke depannya.
Tahapan Ketiga : Menyiapkan Sarana
Fisik
Ada 3 hal pada bagian ini; pertama menyiapkan dan atau
mendirikan bangunan fisik minimarket, kedua menyiapkan rak, perkakas, furniture
minimarket, dan yang ketiga adalah perekrutan tenaga operasional yang akan
mengoperasikan minimarket mandiri.
Tidak bisa dipungkiri untuk memulai bisnis minimarket
mandiri ini tidak bisa dipisahkan dari kesiapan dana yang kita miliki. Seberapa
besar dana tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing.
Seberapa besar dan lengkap minimarket mandiri yang akan kita dirikan nantinya
bisa disesuaikan dengan kesiapan dana tersebut. Apabila dana yang kita miliki
relatif kecil bukan berarti kita tidak bisa mewujudkan impian kita untuk
mempunyai dan memulai usaha minimarket mandiri ini. Semua ide bisnis berawal
dan hanya bisa dijalankan dengan niat yang kuat untuk memulainya. Bukan diawali
dengan dana, bukan diawali dengan modal, bukan diawali dengan uang, namun
diawali dengan niat dan tekad yang kuat untuk melakukannya.
Tahapan Keempat : Mengisi Barang
Yang
dimaksud dengan mengisi barang disini adalah menyediakan semua kelengkapan yang
diperlukan sampai benar-benar minimarket tadi siap untuk beroperasi, tentu saja
terutama yang terkait dengan kelengkapan dan ketersediaan item-item yang akan
dijual di minimarket. Sebelum mengisi item yang akan tersedia dan dijual di
minimarket, ada baiknya kita menyiapkan nama dan logo minimarket kita tersebut.
Nama dan logo membantu pembeli untuk mengingat kembali dimana mereka bisa
mendapatkan atau membeli sesuatu, merekam kesan dimana mereka mendapatkan
pelayanan berbelanja menyenangkan, dan tentu saja secara tidak langsung mereka
bisa menjadi tenaga marketing kita.
Mereka akan
menyampaikan dan bercerita pengalaman berbelanja yang menyenangkan yang mereka
dapatkan di minimarket kita kepada teman, kolega, dan saudaranya dan begitu
seterusnya (mouth marketing). Tentu saja mereka akan menyebut nama minimarket
kita pada saat mereka bercerita. Semakin sering disebut, semakin terkenal
minimarket kita. Jadi begitulah, betapa pentingnya nama dan logo minimarket
kita tersebut. Dalam penentuan nama dan logo minimarket, sebisa mungkin dipilih
yang menarik, mudah diingat, dan tentu saja yang mempunyai nilai
komersial. Kita bisa googling informasi mengenai jasa konsultasi pembuatan logo
dan brand consultant yang terdekat di kota kita masing-masing.
Langkah berikutnya adalah memulai
mengisi barang. Ingat minimarket kita ini adalah non franchise. Artinya semua
tahapan pengisian barang harus kita sendiri yang menginisiasi, dari mencari informasi
sales, lokasi-lokasi grosir, membuka jaringan dengan mereka, mengontrol
ketersediaan stock, mengisi stock, sampai memonitor produk-produk baru yang
muncul di pasaran. Berbeda dengan minimarket franchise, semua stock barang
dipasong oleh pemegang lisensi.
Pada saat akan memulai mengisi
barang, jangan sungkan untuk turun sendiri mengenal lapangan. Pasar tradisional
adalah salah satu tempat atau lokasi berkumpulnya sales-sales produk makan,
minuman, sembako, alat-alat keperluan rumah tangga dan lain sebagainya.
Biasanya mereka men-drop barang-barang tersebut di pasar-pasar tradisional.
Disana kita bisa memulai untuk melakukan survey harga, mengetahui toko-toko
grosir tempat nanti kita berbelanja, dan juga tempat dimana kita bisa memulai
membuka jaringan dengan sales-sales produk diatas. Setelah kita bisa membuat
jaringan dengan mereka, pada akhirnya nanti kita bisa meminta sales-sales
tersebut mendrop barang-barangnya langsung ke minimarket kita, dengan demikian
kita akan mendapatkan harga beli langsung dari sales produk yang bersangkutan.
Dibandingkan apabila kita mencari barang di tempat lain yang bisa jadi harganya
sudah dinaikkan dari harga beli sebenarnya. Selain pasar tradisional, tempat
yang untuk dikunjungi adalah retail-retail grosir yang besar. Disana kita bisa
mengecek dan sekaligus membandingkan harga produk-produk yang tersedia. Dengan
demikian kita akan mempunyai daftar perbandingan harga produk-produk dari
beberapa tempat tersebut yang pada nantinya kita bisa menentukan atau memilih
dimana kita bisa membeli barang-barang yang akan kita jual kembali di
minimarket kita dengan harga yang kompetitif.
Setelah kita tahu dimana kita bisa
berbelanja, kemudian sales-sales produk sudah mulai mengunjungi minimarket
kita, langkah berikutnya adalah membuat tata letak rak yang menarik,
mengelompokkan item-item produk dalam kelompok rak tertentu untuk memudahkan
pembeli mencari item barang yang diinginkan. Misalnya produk makanan sebaiknya
dikelompokkan pada rak tersendiri khusus untuk makanan jangan dicampur dan
diletakkan bersama item yang lainnya. Demikian juga dengan produk minuman, mie
instant, sabun mandi, minyak goreng, sembako, kosmetika, obat-obatan,
toiletries, peralatan rumah tangga, minuman dingin, dan lain sebagainya
sebaiknya diletakkan pada kelompok rak-rak masing-masing. Dengan item-item yang
dikelompokkan pada kelompok raknya masing-masing, selain pembeli yang akan
dimudahkan dalam mencari barang yang akan dicari, juga akan memudahkan kita
pada saat kita melakukan pengecekan stock barang yang sudah habis, akan habis,
atau yg masih relatif utuh. Langkah selanjutnya adalah labeling rak dan harga
item-item yang ada di rak tersebut. Tujuannya sama, memberikan informasi kepada
pembeli tentang lokasi barang dan tentu saja harganya seinformatif mungkin.
Tahapan
kelima : Komputerisasi Minimarket.
Segala sesuatu yang terkait dengan
semua operasional minimarket, kita lah yang harus sediakan dan persiapkan,
termasuk hal yang terkait dengan program komputerisasi ini.Tahapan awal dari
program komputerisasi tentu saja mencari vendor-vendor pembuat program POS
(Point of Sales), kemudian membandingkan dari sisi harga, teknis, kemampuan
program POS yang kita inginkan, service after sales-nya seandainya kita
mempunyai masalah. Setelah kita bisa memilih vendor dan menentukan program POS
apa yang ingin kita gunakan, tahap berikutnya tentu saja menyediakan komputer,
printer, dan barcode reader-nya. Supaya tidak sulit, lebih baik sekalian kita
membeli satu paket melalui vendor yang kita pilih tadi. Maksud satu paket disini
adalah membeli program POS, komputer, printer, dan barcode reader dari satu
vendor. Bagaimana spesifikasi hadware diatas, bisa kita konsultasikan dengan
vendor tersebut dan tentu saja disesuaikan dengan dana yang kita punya/siapkan
untuk melakukan program komputerisasi ini.
Setelah semua siap, program POS
sudah terpasang di komputer dan kita sudah bisa mengoperasikan (biasanya vendor
akan menawarkan pelatihan gratis sesaat setelah kita membeli program POS dari
vendor tersebut), langkah selanjutnya adalah memasukkan data-data item-item
atau barang-barang yang ada di minimarket kita ke dalam program POS tadi.
Masing-masing program POS mempunyai Graphic User Interface (GUI)
sendiri-sendiri. Namun biasanya hal umum yang bisa dijumpai di semua program POS
adalah adanya menu untuk memasukkan item/barang, menu untuk penjualan, rekap
dan pelaporan. Saya sarankan anda turun langsung dan mencoba sendiri memasukkan
item-item tersebut dengan program POS yang baru anda pasang, karena dengan
begitu pada nantinya anda bisa melatih karyawan-karyawan anda sendiri dan tentu
saja anda akan menjadi lebih tahu seluk beluk program POS yang anda pasang,
untuk menghindari kealpaan-kealpaan yang mungkin terjadi setelah minimarket
anda benar-benar secara penuh mengimplementasikan dan beroperasi dengan program
POS tersebut. Pengalaman saya pada saat untuk melakukan inventarisasi dan
memasukkan data-data item atau barang yang ada di minimarket butuh waktu kurang
lebih sebulan penuh sampai benar-benar semua data masuk ke dalam program POS
dengan menggunakan tenaga 2 orang full time khusus untuk melakukan input data.
Namun tentu saja durasi waktu dan berapa jumlah tenaga yang diperlukan untuk
melakukan hal tersebut diatas tergantung dengan jumlah item atau barang yang
ada di minimarket kita masing-masing.
Ada beberapa keuntungan yang bisa
kita dapatkan dengan memasang dan menggunakan program POS di minimarket kita.
Selain pencatatan transaksi dan laporan yang lebih akurat, dari sisi konsumen
juga akan lebih merasa nyaman berbelanja di tempat kita, karena mereka akan
mendapatkan kepastian harga dan struk pembelian yang pasti. Dari sisi kita,
kebanggaan akan kita dapatkan, karena kita bisa memberikan pelayanan kepada
pembeli dibarengi dengan teknologi. Bisa jadi nanti dari mulut ke mulut, satu
pembeli ke pembeli berikutnya, akan berkembang informasi bahwa berbelanja di
minimarket kita terasa nyaman, karena semua serba terdata di komputer.
Selain program POS, hal lainnya yang
tidak kalah penting yang bisa kita pertimbangkan untuk dipasang di minimarket
kita adalah memasang perangkat CCTV. Namun tentu saja urgensinya disesuaikan
dengan kondisi minimarket dan lingkungan di sekitar minimarket kita
masing-masing. Banyak vendor yang menawarkan program pemasangan CCTV dan kita
tinggal memilih mana yang kira-kira cocok dengan kondisi dan keperluan kita.
Dengan maraknya pemberitaan tentang tindak kejahatan yang menimpa
minimarket-minimarket, tidak ada salahnya kita memasang perangkat CCTV ini.
Berapa jumlah kamera CCTV yang akan kita pasang, bisa kita sesuaikan dengan
seberapa luas bangunan minimarket tadi. Menurut hemat saya kamera-kamera CCTV
yang kita pasang sebisa mungkin meng-cover semua isi ruangan minimarket, bagian
depan, tengah, belakang, bagian kasir, pintu masuk, dan halaman luar/parkir minimarket.
Dengan memasang perangkat CCTV secara psikologis akan memberikan jaminan
keamanan kepada pembeli untuk berbelanja di minimarket kita, selain itu
memberikan terapi kejut kepada orang-orang yang mempunyai pikiran jahat untuk
berpikir ulang seribu kali untuk melakukan tindak kejahatan di minimarket kita
tadi.
Tahapan Keenam : Strategi Penjualan
Setelah semua perangkat, isi, dan komputerisasi minimarket sudah
selesai dilakukan, artinya minimarket kita sudah siap dibuka untuk melayani
pembeli. Minimarket adalah salah satu usaha dagang yang sifatnya pasif, atau
menunggu pembeli untuk datang. Bukan kita yang harus mendatangi pembeli seperti
misalnya yang dilakukan oleh pedagang keliling. Dengan demikian diperlukan
suatu strategi tertentu bagaimana agar supaya banyak pembeli yang datang untuk
berbelanja di minimarket kita tersebut. Ada banyak faktor yang menyebabkan
pembeli mau datang untuk berbelanja, antara lain faktor pelayanan, keamanan,
kelengkapan barang yang ada di minimarket, kebersihan, dan yang paling
menentukan adalah harga barang yang kita jual.
Menentukan harga jual dari semua
item barang yang kita pajang di minimarket merupakan salah satu strategi
penjualan yang harus kita pikirkan secara cermat. Kita sebagai pemilik
minimarket setidaknya harus belajar ilmu ekonomi walaupun dalam level basic
secara autodidak. Sekali lagi perlu diingat, minimarket yang kita jalankan ini
adalah minimarket mandiri, jadi segala sesuatu yang menyangkut operasional,
strategi marketing dan penjualan semuanya kita yang harus memikirkan dan
menentukan. Ini justru sangat bagus, karena secara tidak langsung kita akan
dituntut untuk selalu belajar dan terlatih menentukan bagaimana sebuah usaha
(perusahaan) dijalankan. Memiliki sebuah minimarket, berarti kita harus
siap menjadi ‘bos’ yang harus mampu memikirkan bagaimana agar ‘perusahaan’
tadi bisa jalan dan menguntungkan.
Untuk menentukan dan pada akhirnya
kita bisa menempelkan tanda harga (price tag) per item barang, bisa dilakukan
dengan beberapa strategi seperti contoh-contoh yang disebutkan di bawah ini:
- Survey harga di toko grosir, swalayan, supermarket, hipermarket dan pasar-pasar. Pada saat kita berbelanja item barang di tempat-tempat tersebut, kita akan mendapatkan struk belanja. Simpan baik-baik struk belanja ini karena nantinya akan kita gunakan sebagai patokan untuk menentukan harga jual kembali item-item yang kita beli tersebut di minimarket kita. Kalau kita menjadi pelanggan setia di tempat-tempat grosir besar dan kita bisa menjalin relasi dengan pemiliknya, manfaatkan kesempatan bagus ini untuk menanyakan strategi penjualan yang mereka lakukan setiap harinya di tempat mereka tersebut. Berapa minimum dan maksimum pengambilan keuntungan untuk item barang atau kelompok item barang yang biasanya mereka terapkan. Tidak ada salahnya sama sekali kita berkonsultasi dengan orang-orang yang sudah mapan dalam bisnis retail ini.
- Survey harga di toko, minimarket, atau warung tradisional di sekitar minimarket kita. Pembeli akan sangat sensitif memilih dimana mereka akan belanja. Perbedaan harga Rp 5 lebih mahal di minimarket kita, bisa jadi mereka akan lari ke toko atau minimarket lainnya. Harus pintar-pintar memilih strategi penjualan, subsidi silang item barang mana yang kita akan jual lebih murah dan mana yang akan kita jual lebih mahal dibandingkan item yang sama yang dijual di minimarket atau toko di sekitar minimarket kita.
- Pada saat agen atau sales produk datang ke minimarket kita untuk menawarkan barang, kita bisa melakukan nego harga belinya kepada mereka, sebisa mungkin harga yang kita dapatkan dari agen/sales tersebut harus lebih murah dari pada harga yang kita dapatkan di supermarket atau hipermarket besar. Kita sudah mempunyai patokan daftar harga barang dari banyak tempat grosir, supermarket atau hipermarket yang sudah kita punyai dari langkah no 1 dan 2 diatas. Dengan demikian kita bisa menentukan harga jual item lebih murah daripada harga item atau barang yang sama yang di jual di supermarket atau hipermarket di atas. Hal ini secara psikologis akan memberikan kesan kepada pembeli kalau minimarket kita adalah tempat berbelanja paling murah, lebih murah daripada berbelanja supermarket atau hipermarket.
- Berdasarkan pengalaman saya menjalankan bisnis minimarket berikut adalah “rule of thumb” berapa persen keuntungan yang bisa kita ambil dari masing-masing kelompok barang. Perlu diingat, untuk menentukan berapa persen kisaran keuntungan, akan sangat tergantung dari survey harga di tempat anda masing-masing. Apa yang saya sampaikan disini adalah sebagai gambaran kepada anda untuk kemudian bisa disesuaikan dengan kondisi dan persaingan minimarket di sekitar minimarket anda masing-masing. Untuk kelompok food (segala macam produk makanan, minuman, dan sembako), saya mengambil kisaran keuntungan 5-10% dari harga beli. Kemudian untuk kelompok non food (sabun, kosmestik, peralatan rumah tangga, ATK, obat-obatan, aksesoris, dan lain sebagainya) saya mengambil kisaran keuntungan 20-50% dari harga beli.
- Bekerja sama denga agen atau sales produk untuk sesekali melakukan promo diskon harga atau pemberian hadiah untuk pembelian item-item tertentu atau dalam jumlah tertentu, misalnya promo beli 1 dapat 2 dan lain sebagainya dalam waktu terentu, misalnya seminggu atau pada hari-hari tertentu. Lakukan promo diskon secara regular sebagai salah satu cara untuk menarik banyak pembeli datang ke minimarket kita. Bila perlu buat selebaran promo diskon yang bisa kita tempel di tempat-tempat tertentu atau kita sediakan di depan meja kasir sehingga pembeli bisa dengan mudah melihat dan mengambil selebaran tersebut.
- Lakukan langkah-langkah strategi penentuan harga dengan dibarengi oleh pelayanan yang optimal kepada pembeli, ramah dan cepat, ciptakan lingkungan dan suasana minimarket senyaman dan seaman mungkin sehingga pembeli akan betah dan “ketagihan” berbelanja di minimarket kita.
Tahapan Ketujuh : Strategi Memutar
Modal dan Laba
Setelah kita mempunyai dan sudah
bisa menentukan strategi penjualan, pada dasarnya minimarket kita sudah
bisa sepenuhnya beroperasi. Waktu demi waktu berjalannya kegiatan operasional
minimarket, tentunya akan ada perputaran modal dan laba yang kita dapatkan dari
kegiatan ini sehari-hari. Dalam memutar modal dan laba minimarket, sangat
penting untuk diingat adalah memisahkan perputaran uang tersebut dengan
keperluan sehari-hari rumah tangga. Walaupun anda pemilik dari minimarket tadi,
namun jangan pernah mencampuradukkan uang atau modal minimarket untuk keperluan
anda pribadi. Uang yang kita dapatkan dari kegiatan operasional minimarket
sepenuhnya untuk membiayai operasional sehari-hari minimarket. Pada awal
berjalannya operasional minimarket kita, sangat mungkin modal akan lebih
terkuras dari pada laba yang kita dapatkan. Hal ini sangatlah wajar, karena pada
saat awal beroperasinya minimarket, pengeluaran akan lebih besar dari
pemasukan, untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari, misalnya menggaji
karyawan, biaya telpon, listrik, sewa ruko dan tentunya belanja barang. Dari
sana kita bisa membuat kalkulasi perkiraan target break event point yang akan
kita patok, berapa target keuntungan dalam sehari, seminggu, sebulan supaya BEP
segera tercapai, modal segera kembali, bagaimana menyisihkan uang untuk belanja
barang dalam seharinya, dan lain sebagainya.
Salah satu manfaat komputerisasi
minimarket dengan memasang dan menggunakan program POS untuk menunjang kegiatan
operasional adalah kita bisa mendapatkan laporan keuangan dengan cepat, akurat,
dan gampang. Berapa uang yang keluar dan masuk, berapa keuntungan yang bisa
kita dapatkan sehari dengan price tag yang kita tentukan sekarang, apakah
keuntungan tadi terlalu kecil yang menyebabkan target BEP akan semakin lama,
bagaimana kalau harga per item barang kita naikkan, berapa keuntungan per hari
yang bisa kita dapatkan dari kenaikan tadi, apakah kenaikan akan membuat
minimarket kita dijauhi pembeli, dan lain-lain sebagainya bisa kita track dan
dapatkan dari catatan yang ada di program POS tadi. Setelah sekian waktu, kita
akan semakin bisa menganalisa perkembangan dan bisa mendapatkan gambaran
tentang kondisi minimarket kita.
Jumlah perputaran uang dalam sehari
sebaiknya digunakan untuk memodali kegiatan operasional hari berikutnya. Dari
program POS akan terlihat item-item apa saja dalam hari itu yang habis atau
stoknya tinggal sedikit. Uang yang didapatkan dalam hari itu, sebisa mungkin
harus digunakan kembali untuk membeli barang-barang yang habis atau akan habis
tadi, plus untuk menambah dan membeli item barang baru dan sisanya disisihkan
sebagai keuntungan hari itu. Berapa besar porsi masing-masing dari ketiganya;
membeli barang lama, mengisi barang baru, dan menyisihkan keuntungan, adalah
sangat tergantung dari target keuntungan sehari yang kita patok. Berapa besaran
dari target keuntungan sehari, sangat tergantung dari kalkulasi yang kita
lakukan terhadap modal yang sudah kita keluarkan berbanding dengan target BEP
yang akan kita capai ditambah dengan rencana ekspansi bisnis minimarket yang
akan kita lakukan di tahun-tahun berikutnya.
Setelah sekian waktu tentunya
diharapkan laba per hari yang bisa didapatkan dari kegiatan operasional
minimarket akan bertambah semakin besar. Langkah selanjutnya adalah ada baiknya
kita membuat target keuntungan per bulan. Target keuntungan per bulan inilah
yang akan kita gunakan untuk kalkulasi yang lebih mendetail untuk melakukan
ekspansi bisnis kedepannya. Yang dimaksudkan keuntungan adalah benar-benar
murni laba, diluar modal untuk membeli item barang, menggaji karyawan, dan
biaya operasional minimarket yang lainnya. Sebaiknya laba keuntungan per
bulan ini anda simpan dan sekali lagi dipisahkan dari kebutuhan pribadi. Bisa
disimpan dalam bentuk tabungan di bank, atau yang lainnya. Setelah beberapa
waktu, tentunya kita akan mempunyai gambaran berapa keuntungan yang bisa kita dapatkan
per tahunnya. Keuntungan yang kita dapatkan tadi sebisa mungkin digunakan untuk
mengembangkan usaha minimarket, misalnya menambah rak barang dan isinya,
menambah karyawan seandainya minimarket kita semakin ramai, membeli asset atau
menyewa ruko baru untuk membuka cabang minimarket kita di tempat lain, membeli
kendaraan motor untuk delivery barang dan lain sebagainya.
Bisnis minimarket walaupun sifatnya
mandiri dan non waralaba atau non franchise, masih sangat menjanjikan. Kalau
kita tidak segera mencoba untuk memulainya, maka kesempatan ini akan terus
diambil oleh korporasi-korporasi yang lebih besar untuk terus melakukan
ekspansi bisnis retail ini. Kenapa mereka terus berusaha melakukan ekspansi,
karena mereka menyadari bisnis minimarket ini sangat menguntungkan. Tidak ada
salahnya kita meniru dan mengikuti insting bisnis mereka dalam membaca peluang
usaha. Bukan berarti kita akan menyaingi mereka, tentu saja kita akan kalah.
Namun kita belajar membaca peluang dari apa yang mereka lalukan dan memanfaatkan
kesempatan dengan sebaik-baiknya. Dalam memulai dan menjalankan sebuah bisnis
usaha, kita tidak perlu takut untuk gagal sekali, dua kali, bahkan beberapa
kali.
Tahapan
Kedelapan : Sedikit Kiat Menjalankan Minimarket
Setelah menginjak pada bagian ketujuh, selesailah
tahapan-tahapan mendirikan dan menjalankan minimarket mandiri non waralaba atau
non franchise. Pada bagian kedelapan ini pada dasarnya merupakan rangkuman dari
tulisan-tulisan sebelumnya dari bagian kesatu sampai dengan bagian ketujuh.
Rangkuman ini sebagai sebuah kiat bagaimana mengelola minimarket mandiri.
Silahkan anda kembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi minimarket anda
masing-masing;
1. Jangan takut untuk memulai. Mulailah dengan apapun
yang kita punya saat ini. Jangan terlalu memikirkan takut rugi dan tidak akan
laku barang yang dijual. Pokoknya jalankan dulu, baru kemudian dipikir
belakangan hal-hal yang lainnya. Yang penting ada niatan berwirausaha, sambil
jalan kita bisa memikirkan beberapa strategi bagaimana kita bisa membesarkan
minimart kita nantinya. Saya dulu memulai dengan 2 rak kecil di garasi rumah
yang saya sulap jadi sebuah warung kelontong kecil
2. Mulailah memikirkan strategi untuk mengembangkan
minimarket kita tadi. Dalam benak saya waktu itu adalah bahwa sekarang banyak
sekali minimart-minimart di pinggir jalan. Berjejer-jejer dengan jarak yang
boleh dibilang sangat dekat. Distribusi pelanggan sangat merata bahkan jumlah
minimart seolah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pelanggannya. Waktu itu
saya berpikir kalau bersaing dengan mereka dengan menyewa atau membeli sebuah
ruko yang sama-sama di pinggir jalan, jelas saya akan kalah bersaing. Dari sisi
pasokan atau distribusi stock barang mereka kuat. Kemudian muncul di benak
saya, kenapa tidak mendirikan minimart di tengah kampung atau komplek
perumahan. Saya membeli sebuah rumah tipe 54/140 di tengah kampung/komplek dan
saya sulap menjadi sebuah minimart
3. Bertanyalah kepada ahlinya. Pertama kali yang saya
lakukan adalah membuat desain minimart dan trade-mark/logo dari minimart saya.
Saya minta seorang arsitek utk membuatkan logo minimart saya. Logo adalah
penting untuk merk dagang/minimart yang kita punya. Pelanggan akan lebih
mengenal minimart kita salah satunya dari logo yang kita punya. Kemudian yang
kedua merombak dan merenovasi bangunan tadi menjadi sebuah minimart yang siap
untuk diisi dengan perangkat-perangkatnya seperti rak, meja kasir, dll-nya.
Saya maksimalkan bangunannya menjadi 140M2, seluruhnya untuk minimart. Yang
ketiga saya mencoba mencari tahu dimana kira-kira saya bisa mendapatkan
perkakas-perkakas minimarket. Ternyata di Jogja ada satu perusahaan yang
menjual perkakas-perkakas khusus untuk keperluan minimart, dari rak
(baru/bekas), meja kasir, barcode reader, sampai program POS-nya. Semua
keperluan minimart saya beli dari mereka, karena mereka memberikan harga yg
cupuk kompetitif
4. Jangan malu dan malas untuk masuk dari satu pasar
tradisional ke pasar tradisional yang lain. Pada awal mula usaha saya berjalan,
seperti yang sudah disebutkan diatas, saya mulai dari sebuah warung kelontong
kecil. Untuk mengisi barang-barang di warung kelontong itu, saya tidak
segan-segan masuk dari pasar ke pasar untuk berbelanja, karena disana tempat
ngumpulnya para sales yang secara rutin mendistribusikan berbagai macam produk
ke beberapa toko grosir di pasar tersebut. Sambil kita berbelanja kita juga
berkenalan dengan sales-sales ini. Kita minta no kontak mereka, untuk kita
hubungi suatu saat nanti warung kelontong kita berubah menjadi sebuah minimart.
Dan itulah yang terjadi dengan minimart saya sekarang ini, sebagian besar sales
datang ke minimart untuk mendrop barang. Walaupun saya masih sering juga pergi
ke pusat-pusat grosir di Jogja untuk berbelanja karena memanfaatkan kartu
keanggotaan yang bisa mendapatkan harga belanja yang kompetitif.
5. Modernisasikan minimarket kita. Berikan kesan
minimarket kita enak dikunjungi pembeli. Masukkan semua item yang dijual di
minimart kita pada sebuah program POS (point of sales) dan gunakan barcode
reader untuk memanggil item yang dijual tersebut. Pada saat transaksi di depan
kasir, pembeli akan merasa nyaman karena pelayanan kasir bisa lebih cepat
dengan menggunakan cara demikian. Berikan kesan aman kepada pembeli pada saat
mereka masuk dan berbelanja di minimart kita. Untuk itu saya pasang CCTV di minimart
saya, untuk memberikan kesan aman bukan sebaliknya mengawasi mereka. Pasang AC
atau kipas angin untuk kenyamanan pengunjung. Selalu berikan kesan bersih dan
rapi pada suasana minimart kita, sehingga pembeli betah berlama-lama untuk
berbelanja.
6. Berikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan.
Karena beda uang 5 rupiah mereka bisa lari ke minimart atau warung kelontong
sebelah. Untuk menjaga jangan sampai terjadi, barengi dengan memberikan layanan
kepada pembeli dengan ramah, dengan senyuman. Saya membuat seragam untuk para
karyawan saya. Setiap hari seragamnya berganti warna dan corak hanya untuk
memberikan kesan bahwa kita memberikan pelayanan optimal, ramah, bersih dan
rapi dari para karyawan kita.
7. Anggap karyawan kita seperti keluarga kita sendiri.
Berikan kepercayaan kepada meraka, jangan ditekan, jangan dibentak, jangan
diteriaki. Mereka salah satu tulang punggung usaha kita. Rangkul meraka dan
anggap sebagai keluarga sendiri. Niscaya dengan begitu mereka juga akan secara
penuh tanggung jawab menjalankan kewajibannya dan ada perasaan memiliki dan
tentu saja rasa bertanggung jawab untuk ikut membesarkan usaha minimart tadi
secara bersama-sama
8. Hati-hati menggunakan uang hasil usaha. Jangan
campur adukkan dengan uang pribadi atau uang hasil usaha yang lainnya. Secara
bijak pergunakan uang yang didapatkan dari penjualan untuk membeli barang
yang habis dan mengisi dengan item-item baru. Dengan demikian apa yang tersedia
di minimarket kita semakin hari semakin lengkap, sehingga lambat-laun minimarket
kita menjelma menjadi sebuat minimarket yang bener-bener komplit. Kalau kesan
pertama yang muncul di benak pembeli bahwa minimarket kita bersih, nyaman,
aman, dan komplit maka bisa dipastikan mereka tidak akan pernah keluar
kampung/komplek untuk membeli barang-barang keperluan sehari-hari, cukup datang
ke minimarket kita
2.3. Cara mengembangkan dan mengelola
Bisnis Minimarket
Berikut
ini merupakan trik cerdas dalam mengembangkan & mengelola mini market
:
1. Memperbesar
budget
Konsumen
datang dengan batasan budget, tertentunya Hari ini budget konsumen Cuma bisa
belanja Rp 300.000,- , namun tentu saja konsumen tersebut tidak mungkin hanya
membawa Rp 300.000,- ya kan? Bahkan pada umumnya pembeli juga membawa ATM atau
kartu kredit.Lalu, bagaimana cara memperbesar budget konsumen dalam berbelanja?
dan ternyata hal ini sangatlah mudah. Gunakan harga yang tidak pas seperti Rp
12.890,- . Pada saat konsumen melihat satu harga seperti ini kita akan langsung
sadar bahwa sebenarnya harganya adalah Rp 13.000,- . Namun dengan banyaknya
barang yang konsumen beli (dan seringkali untuk satu jenis tidak hanya satu),
secara tidak sadar ketika menjumlahkannya anda akan membulatkannya menjadi Rp
13.000,00. Dan jangan heran ketika konumen membayar akan kaget karena uang anda
menjadi kurang, dan pastinya konsumen harus mengeluarkan uang lebih.
2. Lakukan
perubahan letak barang-barang secara berkala
Konsumen
datang pastinya dengan daftar belanjaan… Itulah yang paling ditakuti para
pengelola pasar swalayan, tapi ternyata mereka tidak kekurangan akal, yaitu
dengan melakukan rotasi letak rak-rak secara berkala. Hal ini akan membuat anda
harus mencari letak barang yang anda beli, saat anda mencari barang yang anda
beli tentu saja anda juga harus melewati barang-barang lain, di sinilah pikiran
anda mulai memanipulasi anda untuk membeli barang yang tidak anda perlukan
karena terpengaruh tulisan “disc” dan “buy 1 get 1” .
3. Tidak di aktifkannya
semua kasir
Dengan
jumlah kasir yang sedikit pastinya akan terjadi antrian, biasanya pengelola
pasar swalayan mempunyai pedoman bahwa panjang antrian harus sejumlah 5-8
orang. Jumlah antrian ini akan membuat para konsumen merasa pusat perbelanjaan
tersebut adalah pusat perbelanjaan yang ramai. Selain itu sambil mengantri mereka
juga akan melihat-lihat etalase di samping kasir, antrian ini memperbesar
kemungkinan konsumen untuk membeli barang yang ada di etalase di samping kasir.
4. Mendisplay snack
dan permen di samping kasir
Para
pengelola mini market melakukan memajangan snack dan makanan kecil di samping
kasir setinggi mata anak balita. Balita yang ikut mengantri dengan orangtua
tentu akan sangat tergoda dan meminta kepada orangtuanya untuk dibelikan snack
tersebut.
Dalam
mengelola sebuah minimarket perlu diperhatikan 4 hal pokok yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu keuangan, operasional, pembelian, dan sumber
daya manusia. Perlu adanya manajemen yang baik terhadap 4 hal diatas. Berikut
sedikit gambaran mengenai 4 hal diatas :
Ø Manajemen
Keuangan
Manajemen keuangan dalam
usaha minimarket meliputi, bagaimana cara pencatatan administrasi kas yang bak,
laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas, dan perencanaan kas
planning yang baik.
Ø Manajemen
operasional
Manajemen
operasional meliputi kontrol keluar masuk barang, kontrol gudang, kontrol
persediaan barang, , cara display barang yang baik dan benar, kontrol
pengawasan minimarket, kontrol pelayanan konsumen, promosi dan kontrol keamanan
lingkungan minimarket.
Ø Manajemen
Pembelian
Manajemen pembelian
meliputi cara estimasi order yang baik, cara penentuan margin barang dagangan
yang tepat, negoisasi supplier, kontrol kualitas barang dagangan, dan kontrol
retur barang.
Ø Manajemen
sumber daya manusia
Manajemen sumber
daya manusia meliputi cara membuat struktur organisasi minimarket, cara membuat
job deskripsi, cara rekrutment dan penempatan karyawan, evaluasi karyawan
reward dan punishment, training dan pelatihan, peraturan perusahaan dan
pembuatan kontrak kerja karyawan.
2.4. Peraturan tentang Bisnis Minimarket
1. Peraturan Presiden :
Penataan
lokasi minimarket sangat diperlukan agar keberadaannya mengacu pada Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota.
Hal tersebut sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Perpres No.112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko
Modern Pasal 3 butir (1) ; “Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, termasuk Peraturan Zonasinya.”
Luas lantai
penjualan minimarket pun perlu diatur seiring dengan tumbuhnya salah satu
minimarket dengan mengusung tema middle market. Dalam ketentuan disebutkan pada
Pasal 3 butir (2) ;”Batasan luas lantai penjualan Toko Modern adalah sebagai
berikut a. Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus meter persegi).”
Minimarket
hanya diperbolehkan melakukan system penjualan eceran dengan jenis barang
dagangan diutamakan kebutuhan rumah tangga. Sebagaimana diatur dalam pasal 3
butir (3);”Sistem penjualan dan jenis barang dagangan Toko Modern adalah
sebagai berikut; a. Minimarket, Supermarket, dan Hypermarket menjual secara
eceran barang konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah tangga
lainnya.”
Pendirian minimarket harus pula mempertimbangkan kondisi social ekonomi
sebagaimana tertuang dalam pasal 4 butir (1); Pendirian Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern wajib; a. Memperhitungkan kondisi social masyarakat, keberadaan
pasar tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di wilayah yang
bersangkutan.
Setiap
pendirian minimarket harus menyediakan lahan parkir sesuai dengan ketentuan
pasal 4 butir (1) hurup a; Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas
kebutuhan parkir 1 (satu) unit kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam
puluh meter persegi) luas lantai penjualan Pusat Perbelanjaan dan/atau Toko
Modern.;”
Dalam pasal
5 butir (4) dinyatakan;”Minimarket boleh berlokasi pada setiap system
jaringan jalan, termasuk system jaringan jalan lingkungan pada kawasan
pelayanan lingkungan di dalam perkotaan.”
Keterlibatan
masyarakat setempat dalam proses pendirian minimarket sebetulnya sudah diatur
dalam ketentuan pasal 12 butir (3) disebutkan;”Izin Usaha Toko Modern (IUTM)
untuk minimarket diutamakan bagi pelaku usaha kecil dan usaha menengah setempat.
Untuk memperoleh IUTM maka kepada penyelenggara
minimarket perlu melengkapi analisis dampak lingkungan social ekonomi bagi para
pedagang kecil. Hal ini dituangkan dalam ketentuan pasal 13:” Permintaan
IUP2T, IUPP, dan IUTM harus dilengkapi dengan; a. Studi Kelayakan termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan, terutama aspek social budaya dan dampaknya
bagi pelaku perdagangan eceran setempat; b. Rencana kemitraan dengan Usaha
Kecil.”
Dalam rangka
meningkatkan manajemen pengelolaan usaha perdagangan eceran maka
Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan terhadap para pedagang kecil.
Selain itu kepada penyelenggara minimarket diwajibkan untuk melakukan pembinaan
terhadap pedagang kecil setempat baik melalui kemitraan penyertaan modal dalam
setiap pendirian minimarket mau pun dalam memanfaatkan ruang teras minimarket.
Hal ini pun ditentukan dalam pasal 15 butir (1) ; ”Pemerintah dan Pemerintah
Daerah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan tugas
masing-masing melakukan pembinaan dan pengawasan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan, dan Toko Modern.”
2. Peraturan Menteri :
Peraturan
Menteri Perdagangan RI No. 53/M-DAG/PER/12/2008 Tanggal 12 Desember 2008
Tentang Pedoman Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
Dan Toko Modern mementahkan klausul-klausul yang berkaitan dengan pendirian
minimarket. Dalam pendirian minimarket yang merupakan salah satu jenis Toko
Modern mendapatkan pengecualian sehingga tidak diperlukan Studi Kelayakan.
Namun
demikian dalam Permendag tersebut pada pasal 3 butir (9) dinyatakan bahwa;”Pendirian
minimarket baik yang berdiri sendiri maupun yang terintegrasi dengan Pusat
Perbelanjaan atau bangunan lain wajib memperhatikan; a. kepadatan penduduk; b.
perkembangan pemukiman baru; c. aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas); d.
Dukungan/ketersediaan infrastruktur e. Keberadaan pasar tradisional dan
warung/toko di wilayah sekitar yang lebih kecil dari pada minimarkettersebut;”
Sehingga
perlu diatur pada regulasi di tingkat daerah, bahwa bagi penyelenggara
minimarket untuk memperoleh IUTM harus melengkapi dengan proposal atas kajian
sebagaimana yang dimaksudkan Permendag tersebut pada pasal 3 butir (9).
Regulasi di
tingkat daerah juga perlu mengatur kelengkapan dokumen untuk memperoleh
IUTM sebagaimana ketentuan pada Permendag pasal 12 hurup b.; Persyaratan
IUPP dan IUTM melampirkan dokumen: 1. Copy Surat izin prinsip dari
Bupati/Walikota atau Gubernur Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta; 2. Hasil analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat; serta rekomendasi
dari instansi yang berwenang; 3. Copy Surat Izin Lokasi dari Badan Pertanahan
Nasional (BPN); 4. Copy Surat Izin Undang-Undang Gangguan (HO); 5. Copy Surat
Izin Mendirikan Bangunan (IMB); 6. Copy Akte Pendirian Perusahaan dan
pengesahannya; 7. Rencana kemitraan dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil; dan 8. Surat
pernyataan kesanggupan melaksanakan dan mematuhi ketentuan yang berlaku.
BAB
III
Penutup
3.1. Simpulan
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa usaha adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan tujuan memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba
usaha. Usaha dapat dibagi menjadi usaha kecil, usaha mikro, dan usaha menengah.
Bisnis minimarket mandiri termasuk kedalam usaha mikro karena bisnis minimarket
ini didirikan oleh 1-4 orang dan omzet yang dapat dihasilkan berkisar kurang
lebih 100 juta.
Dalam memulai usaha
bisnis minimarket mandiri, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh
pengusaha, yaitu mengenal segmen pasar, memilih
lokasi,
menyiapkan sarana fisik, mengisi
barang,
komputerisasi minimarket,
strategi penjualan, strategi
memutar modal dan laba, sedikit kiat menjalankan minimarket.
Pada dasarnya tujuan utama dalam menjalankan usaha mikro sama dengan
tujuan perusahaan besar untuk memperoleh laba dan menjaga kelangsungan
pertumbuhan usaha dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Tujuan utama usaha
mikro dapat dicapai dengan cara melakukan kegiatan penyediaan barang atau jasa
yang dibutuhkan masyarakat. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secar efisien
dan efektif, maka kegiatan-kegiatan usaha mikro perlu dikelola.
3.2. Saran
Seharusnya
dalam menjalankan bisnis minimarket mandiri diperlukan adanya perencanaan
supaya bisnis minimarket itu dapat berjalan dengan lancar. Dalam mencari lokasi
untuk minimarket sebaiknya jangan didekat pasar tradisional supaya tidak
menimbulkan persaingan.
Sekedar menambahkan informasi, bagi Anda yang ingin lebih mengembangkan bisnis swalayan/minimarket.
BalasHapusSilakan kunjungi blog kami https://pusatminimarket.wordpress.com/ untuk informasi seputar Manajemen, Akuntansi, dan Komputerisasi bisnis retail.
Semoga bisa membantu dan memberi solusi bagi Anda :)
memberikan sudut pandang yang berbeda tentang uaha minimarket minimarketrak
BalasHapusMy College Note'S Blog (All About Accounting): Bisnis Minimarket Mandiri >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
My College Note'S Blog (All About Accounting): Bisnis Minimarket Mandiri >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
My College Note'S Blog (All About Accounting): Bisnis Minimarket Mandiri >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
My College Note'S Blog (All About Accounting): Bisnis Minimarket Mandiri >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
My College Note'S Blog (All About Accounting): Bisnis Minimarket Mandiri >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
My College Note'S Blog (All About Accounting): Bisnis Minimarket Mandiri >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK Rt